PPLS Bangun Support System Digital untuk Optimalkan Mitigasi Bencana di Kawasan Terdampak Lumpur Sidoarjo

Tanggulangin, 9 September 2024 – Dalam upaya meningkatkan efektivitas monitoring, pengendalian, pengawasan, dan operasi pemeliharaan di kawasan terdampak lumpur Sidoarjo, Pusat Pengendalian Lumpur Sidoarjo (PPLS) Ditjen SDA Kementerian PUPR, yang dipimpin (project leader) oleh Yulianus M. Mambrasar, S.ST, M.Si, MT, tengah mengembangkan sebuah Support System Digital. Sistem ini dirancang untuk memaksimalkan kemampuan dalam mitigasi bencana di kawasan tersebut, termasuk ancaman kebakaran, banjir, dan bencana lainnya.

Camat Jabon, Iswadi Pribadi; Camat Porong, Choirul Anam; dan Camat Tanggulangin, Sabino Mariano menyatakan dukungan penuh terhadap program ini. Mereka melihat inisiatif ini sebagai langkah maju yang sangat diperlukan untuk menjamin keselamatan dan kenyamanan masyarakat di daerah yang paling terdampak oleh bencana lumpur.

Camat Sabino Mariano, yang juga sering terlibat dalam  upaya penanggulangan bencana di Tanggulangin, menyebut bahwa pengembangan Support System Digital ini adalah solusi yang sangat penting untuk pemantauan dan pengawasan yang lebih efektif di lapangan. "Kami siap bekerja sama dan mendukung penuh implementasi sistem ini di Tanggulangin. Sistem ini akan menjadi alat vital dalam usaha kita untuk meminimalisir dampak dari potensi bencana di masa mendatang," ujar Sabino.

Selain dukungan dari ketiga camat tersebut, Yulianus Mambrasar juga melakukan koordinasi cepat dengan para Kapolsek, Danramil, dan BPBD Kabupaten Sidoarjo. Tujuannya adalah untuk memastikan bahwa pengembangan program ini berjalan efektif dan nantinya dapat berfungsi maksimal dalam mitigasi bencana dan program pengendalian lumpur di Sidoarjo.

"Koordinasi dan komunikasi yang efektif dengan seluruh stakeholder adalah kunci keberhasilan dari program ini. Kami bergerak cepat untuk memastikan semua pihak terkait terlibat dan memahami peran mereka dalam pengembangan dan implementasi Support System Digital ini," kata Yulianus.

Langkah ini dipandang sebagai sebuah terobosan penting dalam penanganan kawasan terdampak lumpur di Sidoarjo, di mana sinergi antar lembaga dan penggunaan teknologi canggih akan menjadi pilar utama dalam strategi mitigasi bencana yang lebih komprehensif dan responsif.